Selasa, 24 Oktober 2017

Keasaman dan Kebasaan Senyawa Organik

Asam dan Basa : Bronsted-Lowry
Konsep penting yang berhubungan dengan elektronegativitas dan polaritas adalah konsep asam dan basa. Sifat-sifat kimia dari suatu senyawa dapat dijelaskan oleh sifat asam basa dari senyawa yang bersangkutan. Menurut definisi Bronsted-Lowry, suatu senyawa bersifat asam jika dapat menyumbangkan proton (H+), sedangkan basa berarti senyawa yang dapat menerima proton (H+). Contohnya, asam klorida (HCl) dilarutkan dalam air maka akan terjadi reaksi asam-basa. Asam klorida akan memberikan proton kepada molekul air. Hasilnya adalah H3O+ dan Cl- yang disebut asam konjugat dan basa konjugat. Asam-asam mineral lain seperti asam sulfat, asam nitrat, dan hidrogen bromida dapat bertindak sebagai donor proton, oleh karenanya bersifat asam. Demikian juga dengan asam-asam karboksilat.
Gambar 1. Contoh reaksi asam-basa Bronsted-Lowry


Asam klorida merupakan asam kuat, sehingga reaksi cenderung ke arah kanan (terion) atau bisa dikatakan reaksinya irreversibel. Untuk asam-asam lemah, misalnya asam asetat bereaksi reversibel dengan air. Proses kesetimbangan reaksi dapat dijelaskan menggunakan konstanta kesetimbangan (Keq; equilibrium constants).

Dalam larutan air, konsentrasi air cenderung tidak berubah, yaitu sekitar 55.5 M. Dengan demikian kita memperoleh persamaan baru yang disebut konstanta keasaman (Ka; acidity constants). Konstanta keasaman diperoleh dengan mengalikan konstanta kesetimbangan dengan konsentrasi air.
Asam-asam kuat memiliki konstanta keasaman besar karena kesetimbangan bergeser ke arah kanan, sedangakan asam-asam lemah memiliki konstanta keasaman kecil. Umumnya keasaman dilambangkan dengan pKa yang merupakan nilai negatif logaritma dari konstanta keasaman.
Dengan demikian, asam-asam kuat memiliki nilai pKa rendah, sedangkan asam-asam lemah memiliki pKa tinggi. Sejauh ini yang dibicarakan adalah tentang keasaman, tetapi konsep yang sama dapat digunakan untuk menentukan kebasaan relatif suatu senyawa. Basa konjugat dari asam kuat adalah basa lemah, karena memiliki afinitas yang kecil terhadap proton. Sebalikanya, basa konjugat dari asam lemah adalah basa kuat, karena memiliki afinitas yang besar terhadap proton. Contohnya, ion klorida (Cl-) adalah basa lemah, karena merupakan basa konjugat dari asam kuat (HCl). Ion asetat adalah basa lebih kuat karena merupakan basa konjugat dari asam lemah (asam asetat).
Gambar 2. Contoh asam-basa dan konjugatnya
Asam dan Basa : Lewis
Asam Lewis adalah senyawa yang dapat bertindak sebagai akseptor/ penerima pasangan elektron, sedangkan basa Lewis berarti senyawa yang dapat bertindak sebagai donor/ pemberi pasangan elektron. Konsep asam-basa Lewis sangat luas digunakan bukan hanya senyawa pemberi atau penerima proton saja tapi juga dapat diterapkan pada senyawa lain. Proton (ion hidrogen) merupakan asam Lewis karena dapat menerima sepasang elektron supaya dapat stabil. Demikian pula senyawa BF3 dan AlCl3 juga merupakan asam Lewis, karena memiliki orbital-orbital kosong yang dapat menerima sepasang elektron dari basa Lewis.
Boron tetravalen seperti BF3 memiliki enam elektron pada kulit terluarnya, sehingga masih ada satu orbital kosong yang dapat menerima pasangan elektron dari senyawa donor elektron. Hal yang sama juga terjadi untuk AlCl3, di mana Al juga hanya memiliki enam elektron pada kulit terluarnya, sehingga dapat betindak sebagai asam Lewis yang kuat.
Gambar 3. Contoh asam-basa Lewis
Asam dan Basa Organik
a. Asam Organik
Asam organik dicirikan oleh adanya atom hidrogen yang terpolarisasi positif. Terdapat dua macam asam organik, yang pertama adanya atom hidrogen yang terikat dengan atom oksigen, seperti pada metil alkohol dan asam asetat. Kedua, adanya atom hidrogen yang terikat pada atom karbon di mana atom karbon tersebut berikatan langsung dengan gugus karbonil (C=O), seperti pada aseton.
Metil alkohol mengandung ikatan O-H dan karenanya bersifat asam lemah, asam asetat juga memiliki ikatan O-H yang bersifat asam lebih kuat. Asam asetat bersifat asam yang lebih kuat dari metil alkohol karena basa konjugat yang terbentuk dapat distabilkan melalui resonansi, sedangkan basa konjugat dari metil alkohol hanya distabilkan oleh keelektronegativitasan dari atom oksigen.
Gambar 4. Perbandingan keasaman metil alkohol dengan asam asetat
Keasaman aseton diperlihatkan dengan basa konjugat yang terbentuk distabilkan dengan resonansi. Dan lagi, dari bentuk resonannya menyetabilkan muatan negatif dengan memindahkan muatan tersebut pada atom oksigen.
Gambar 5. Keasaman aseton
Senyawa yang disebut dengan asam karboksilat, memiliki gugus –COOH, terdapat sangat banyak di dalam organisme hidup dan terlibat dalam jalur-jalur reaksi metabolik. Asam asetat, asam piruvat,dan asam sitrat adalah contohnya. Perlu dicatat bahwa pH fisiologis adalah sekitar 7.3, sehingga asam karboksilat sebagian besar terdapat sebagai anionnya, yaitu anion karboksilat, -COO-.
Gambar 6. beberapa contoh senyawa asam karboksilat
b. Basa Organik
Basa organik dicirikan dengan adanya atom dengan pasangan elektron bebas yang dapat mengikat proton. Senyawa-senyawa yang mengandung atom nitrogen adalah salah satu contoh basa organik, tetapi senyawa yang mengandung oksigen dapat pula bertindak sebagai basa ketika direaksikan dengan asam yang cukup kuat. Perlu dicatat bahwa senyawa yang mengandung atom oksigen dapat bertindak sebagai asam maupun basa, tergantung lingkungannya.
Gambar 7. Beberapa contoh basa organik

Pertanyaan :   
1. Apa penyebabnya suatu senyawa yang mengandung oksigen dapat bertindak sebagai basa ketika direaksikan dengan asam yang kuat ?
2. Lingkungan seperti apa senyawa yang mengandung atom oksigen dapat bertindak sebagai asam maupun basa ?
3. Faktor apa yang mempengaruhi ionisasi asam dan basa ?


Sumber : Prasojo, S. L. 2012. Kimia Organik I Jilid 1. Yogyakarta : Pratiwi.

12 komentar:

  1. terima kasih atas materinya, saya akan mencoba menjawab pertanyaannya, menurut saya faktor yang mempengaruhi ionisasi asam dan basa yaitu kekuatan dari ikatan yang diputuskan dan kestabilan ion yang terbentuk.

    BalasHapus
  2. terima kasih materinya, saya mencoba menjawab walaupun saya sedikit tidak yakin dengan jawaban saya untuk mpertanyaan nomor 3, kekuatan ionisasi asam dan basa dipengaruhi oleh ikatan dari senyawa tersebut. seperti pada asam kuat HCl yang memiliki daya ionisasi tinggi dengan jenis ikatan ionik

    BalasHapus
  3. Menurut saya,untuk pertanyaan nomor 3 adalah kekuatan dari ikatan yang diputuskan dan kestabilan ion yang terbentuk

    BalasHapus
  4. terimakasih atas pemaparan materi yang sangat bermanfaat, menurut saya itu faktor dari kekuatan dari ikatan yang diputuskan yang mana kestabilan ion yang terbentuk .

    BalasHapus
  5. terimakasih atas kesempatannya disini untuk pertanyaan pertama
    1. Kekuatan basa dapat ditinjau dari kemampuan molekul/senyawa untuk
    mendonorkan pasangan elektron bebasnya. dan O memiliki peb untuk didonorkan sebagai basa
    2.untuk pertanyaan kedua saya kurang mengetahui
    3. kekuatan dari ikatan yang diputuskan dan kestabilan ion yang terbentuk

    BalasHapus
  6. Terima kasih atas penjelasannya Billqis :)
    menurut saya berdasarkan teori brondsted lowry dimana yang bertindak sebagai basa adalah yang dapat menerima proton atau mendonorkan elektron sehingga suatu oksigen dapat bertindak sebagai basa karena memiliki PEB yang dapat didonorkan kepada pereaksi asam.
    kemudian faktor yang mempengaruhi asam basa adalah kekuatan dari ikatan yg diputus dan kestabilan ion yang terbentuk.
    terima kasih mohon maaf apabila jawaban saya ada yg kurang.

    BalasHapus
  7. Menurut saya dikarenakan basa akan mendonorkan elektron bebas yang menyebabkan O memiliki elektron bebas sebagai pendonor
    pertanyaan ketiga dipengaruhi oleh kekuatan dari ion yang di putus dan kestabilan yang terbantuk

    BalasHapus
  8. materi yang sangat menarik, saya akan menjawab pertanyaan nomor 3 diamana dengan terjadinya ikatan ion maka H+ (asam) dan OH-(basa) akan dapat terionnisasi secara sempurna, sehingga dapat ditentukan kekuatan asam basanya.

    BalasHapus
  9. terimakasih atas materinya :)
    saya akan mencoba menjawab..
    menurut saya oksigen dapat bertindak sebagai basa karena memiliki pasangan elektron bebas sehingga dapat didonorkan atau dpat menerima proton.
    untuk pertanyaan ketiga ionisasi asam dan basa dapat dipengaruhi oleh kekuatan ion yang diputus dan kestabilan yang terbentuk pada reaksi tersebut..
    maaf jika jawaban saya kurang tepat

    BalasHapus
  10. terimakasih atas informasinya, menurut saya oksigen memiliki pasangan elektron bebas yang dapat menerima proton, maka dari itu oksigen dapat bertindak sebagai basa.
    ionisasi asam dan basa dapat dipengaruhi oleh kekuatan ion yang diputus dan kestabilan yang terbentuk.

    BalasHapus
  11. Terimakasih untuk materinya, menurut saya untuk pertanyaan pertama Kekuatan basa dapat ditinjau dari kemampuan molekul/senyawa untuk
    mendonorkan pasangan elektron bebasnya. dan O memiliki PEB untuk didonorkan sebagai basa.

    BalasHapus
  12. Terimakasih atas penjelasan yang saudari sampaikan, sangat bermanfaat
    Baiklah disini saya akan mencoba menjawab pertanyaan yang diajukan
    Oksigen dapat bertindak sebagai basa karena memliki pasangan elektron bebas yang dapat mendonorkan dan menerima proton
    Terimakasih

    BalasHapus