Asam dan Basa : Bronsted-Lowry
Konsep
penting yang berhubungan dengan elektronegativitas dan polaritas adalah konsep
asam dan basa. Sifat-sifat kimia dari suatu senyawa dapat dijelaskan oleh sifat
asam basa dari senyawa yang bersangkutan. Menurut definisi Bronsted-Lowry, suatu senyawa bersifat asam jika
dapat menyumbangkan proton (H+), sedangkan basa berarti senyawa yang dapat
menerima proton (H+). Contohnya, asam klorida (HCl) dilarutkan dalam air maka akan terjadi reaksi asam-basa.
Asam klorida akan memberikan proton kepada
molekul air. Hasilnya adalah H3O+ dan
Cl- yang disebut asam konjugat dan basa konjugat. Asam-asam mineral lain seperti asam sulfat, asam nitrat, dan
hidrogen bromida dapat bertindak sebagai donor
proton, oleh karenanya bersifat asam. Demikian
juga dengan asam-asam karboksilat.
Gambar 1. Contoh reaksi asam-basa Bronsted-Lowry
Asam klorida merupakan asam kuat, sehingga
reaksi cenderung ke arah kanan (terion) atau bisa dikatakan reaksinya
irreversibel. Untuk asam-asam lemah, misalnya asam asetat bereaksi reversibel dengan
air. Proses kesetimbangan reaksi dapat dijelaskan menggunakan konstanta
kesetimbangan (Keq; equilibrium constants).
Dalam larutan air, konsentrasi air cenderung
tidak berubah, yaitu sekitar 55.5 M. Dengan demikian kita memperoleh persamaan baru
yang disebut konstanta keasaman (Ka; acidity constants). Konstanta keasaman diperoleh dengan
mengalikan konstanta kesetimbangan dengan konsentrasi air.
Asam-asam kuat memiliki konstanta keasaman
besar karena kesetimbangan bergeser ke arah kanan, sedangakan asam-asam lemah memiliki
konstanta keasaman kecil. Umumnya keasaman dilambangkan dengan pKa yang
merupakan nilai negatif logaritma dari konstanta keasaman.
Dengan demikian, asam-asam kuat memiliki
nilai pKa rendah, sedangkan asam-asam lemah memiliki pKa tinggi. Sejauh ini
yang dibicarakan adalah tentang keasaman, tetapi konsep yang sama dapat
digunakan untuk menentukan kebasaan relatif suatu senyawa. Basa konjugat dari
asam kuat adalah basa lemah, karena memiliki afinitas yang kecil terhadap
proton. Sebalikanya, basa konjugat dari asam lemah adalah basa kuat, karena memiliki
afinitas yang besar terhadap proton. Contohnya, ion klorida (Cl-)
adalah basa lemah, karena merupakan basa konjugat dari asam kuat (HCl). Ion
asetat adalah basa lebih kuat karena merupakan basa konjugat dari asam lemah
(asam asetat).
Gambar 2. Contoh asam-basa dan konjugatnya
Asam dan Basa : Lewis
Asam
Lewis adalah senyawa yang dapat bertindak sebagai akseptor/ penerima pasangan
elektron, sedangkan basa Lewis berarti senyawa yang dapat bertindak sebagai
donor/ pemberi pasangan elektron. Konsep asam-basa Lewis sangat luas digunakan
bukan hanya senyawa pemberi atau penerima proton saja tapi juga dapat diterapkan pada senyawa lain. Proton (ion
hidrogen) merupakan asam Lewis karena dapat
menerima sepasang elektron supaya dapat stabil. Demikian
pula senyawa BF3 dan AlCl3 juga merupakan asam Lewis, karena memiliki orbital-orbital kosong yang dapat
menerima sepasang elektron dari basa Lewis.
Boron tetravalen
seperti BF3 memiliki enam elektron pada kulit terluarnya, sehingga
masih ada satu orbital kosong yang dapat menerima pasangan elektron dari
senyawa donor elektron. Hal yang sama juga terjadi untuk AlCl3, di
mana Al juga hanya memiliki enam elektron pada kulit terluarnya, sehingga dapat
betindak sebagai asam Lewis yang kuat.
Gambar 3. Contoh
asam-basa Lewis
Asam dan Basa Organik
a. Asam Organik
Asam
organik dicirikan oleh adanya atom hidrogen yang terpolarisasi positif.
Terdapat dua macam asam organik, yang pertama adanya atom hidrogen yang terikat
dengan atom oksigen, seperti pada metil alkohol dan asam asetat. Kedua, adanya atom hidrogen yang terikat pada atom karbon di mana atom karbon
tersebut berikatan langsung dengan gugus
karbonil (C=O), seperti pada aseton.
Metil alkohol
mengandung ikatan O-H dan karenanya bersifat asam
lemah, asam asetat juga memiliki ikatan O-H yang bersifat asam lebih kuat. Asam asetat bersifat asam yang lebih
kuat dari metil alkohol karena basa konjugat
yang terbentuk dapat distabilkan melalui resonansi,
sedangkan basa konjugat dari metil alkohol hanya distabilkan
oleh keelektronegativitasan dari atom oksigen.
Gambar 4. Perbandingan keasaman metil alkohol
dengan asam asetat
Keasaman aseton diperlihatkan dengan basa
konjugat yang terbentuk distabilkan dengan resonansi. Dan lagi, dari bentuk resonannya
menyetabilkan muatan negatif dengan memindahkan muatan tersebut pada atom
oksigen.
Gambar 5. Keasaman
aseton
Senyawa yang disebut dengan asam
karboksilat, memiliki gugus –COOH, terdapat sangat banyak di dalam organisme
hidup dan terlibat dalam jalur-jalur reaksi metabolik. Asam asetat, asam
piruvat,dan asam sitrat adalah contohnya. Perlu dicatat bahwa pH fisiologis adalah
sekitar 7.3, sehingga asam karboksilat sebagian besar terdapat sebagai
anionnya, yaitu anion karboksilat, -COO-.
Gambar 6. beberapa contoh senyawa asam karboksilat
b. Basa Organik
Basa
organik dicirikan dengan adanya atom dengan pasangan elektron bebas yang dapat
mengikat proton. Senyawa-senyawa yang mengandung atom nitrogen adalah salah
satu contoh basa organik, tetapi senyawa yang mengandung oksigen dapat pula
bertindak sebagai basa ketika direaksikan dengan asam yang cukup kuat. Perlu dicatat
bahwa senyawa yang mengandung atom oksigen dapat bertindak sebagai asam maupun
basa, tergantung lingkungannya.
Gambar 7. Beberapa contoh basa organik
Pertanyaan
:
1. Apa penyebabnya suatu senyawa yang mengandung oksigen dapat bertindak sebagai basa ketika direaksikan dengan asam yang kuat ?
2. Lingkungan seperti apa senyawa yang mengandung atom oksigen dapat bertindak sebagai asam maupun basa ?
3. Faktor apa yang mempengaruhi ionisasi asam dan basa ?
1. Apa penyebabnya suatu senyawa yang mengandung oksigen dapat bertindak sebagai basa ketika direaksikan dengan asam yang kuat ?
2. Lingkungan seperti apa senyawa yang mengandung atom oksigen dapat bertindak sebagai asam maupun basa ?
3. Faktor apa yang mempengaruhi ionisasi asam dan basa ?
Sumber : Prasojo, S. L. 2012. Kimia Organik I Jilid 1. Yogyakarta : Pratiwi.
terima kasih atas materinya, saya akan mencoba menjawab pertanyaannya, menurut saya faktor yang mempengaruhi ionisasi asam dan basa yaitu kekuatan dari ikatan yang diputuskan dan kestabilan ion yang terbentuk.
BalasHapusterima kasih materinya, saya mencoba menjawab walaupun saya sedikit tidak yakin dengan jawaban saya untuk mpertanyaan nomor 3, kekuatan ionisasi asam dan basa dipengaruhi oleh ikatan dari senyawa tersebut. seperti pada asam kuat HCl yang memiliki daya ionisasi tinggi dengan jenis ikatan ionik
BalasHapusMenurut saya,untuk pertanyaan nomor 3 adalah kekuatan dari ikatan yang diputuskan dan kestabilan ion yang terbentuk
BalasHapusterimakasih atas pemaparan materi yang sangat bermanfaat, menurut saya itu faktor dari kekuatan dari ikatan yang diputuskan yang mana kestabilan ion yang terbentuk .
BalasHapusterimakasih atas kesempatannya disini untuk pertanyaan pertama
BalasHapus1. Kekuatan basa dapat ditinjau dari kemampuan molekul/senyawa untuk
mendonorkan pasangan elektron bebasnya. dan O memiliki peb untuk didonorkan sebagai basa
2.untuk pertanyaan kedua saya kurang mengetahui
3. kekuatan dari ikatan yang diputuskan dan kestabilan ion yang terbentuk
Terima kasih atas penjelasannya Billqis :)
BalasHapusmenurut saya berdasarkan teori brondsted lowry dimana yang bertindak sebagai basa adalah yang dapat menerima proton atau mendonorkan elektron sehingga suatu oksigen dapat bertindak sebagai basa karena memiliki PEB yang dapat didonorkan kepada pereaksi asam.
kemudian faktor yang mempengaruhi asam basa adalah kekuatan dari ikatan yg diputus dan kestabilan ion yang terbentuk.
terima kasih mohon maaf apabila jawaban saya ada yg kurang.
Menurut saya dikarenakan basa akan mendonorkan elektron bebas yang menyebabkan O memiliki elektron bebas sebagai pendonor
BalasHapuspertanyaan ketiga dipengaruhi oleh kekuatan dari ion yang di putus dan kestabilan yang terbantuk
materi yang sangat menarik, saya akan menjawab pertanyaan nomor 3 diamana dengan terjadinya ikatan ion maka H+ (asam) dan OH-(basa) akan dapat terionnisasi secara sempurna, sehingga dapat ditentukan kekuatan asam basanya.
BalasHapusterimakasih atas materinya :)
BalasHapussaya akan mencoba menjawab..
menurut saya oksigen dapat bertindak sebagai basa karena memiliki pasangan elektron bebas sehingga dapat didonorkan atau dpat menerima proton.
untuk pertanyaan ketiga ionisasi asam dan basa dapat dipengaruhi oleh kekuatan ion yang diputus dan kestabilan yang terbentuk pada reaksi tersebut..
maaf jika jawaban saya kurang tepat
terimakasih atas informasinya, menurut saya oksigen memiliki pasangan elektron bebas yang dapat menerima proton, maka dari itu oksigen dapat bertindak sebagai basa.
BalasHapusionisasi asam dan basa dapat dipengaruhi oleh kekuatan ion yang diputus dan kestabilan yang terbentuk.
Terimakasih untuk materinya, menurut saya untuk pertanyaan pertama Kekuatan basa dapat ditinjau dari kemampuan molekul/senyawa untuk
BalasHapusmendonorkan pasangan elektron bebasnya. dan O memiliki PEB untuk didonorkan sebagai basa.
Terimakasih atas penjelasan yang saudari sampaikan, sangat bermanfaat
BalasHapusBaiklah disini saya akan mencoba menjawab pertanyaan yang diajukan
Oksigen dapat bertindak sebagai basa karena memliki pasangan elektron bebas yang dapat mendonorkan dan menerima proton
Terimakasih