Gugus karbonil merupakan gugus yang terdiri dari atom karbon
yang berikatan rangkap dengan sebuah atom oksigen (C=O). senyawa karbonil
terdiri atas aldehid (RCHO) dan keton (RCOR’). Senyawa karbonil dapat
disintesis dengan berbagai macam cara.
PENAMBAHAN ORGANOLOGAM
Kimia organologam
adalah ilmu kimia yang mempelajari tentang logam yang berikatan langsung dengan
satu atau lebih atom carbon. Beberapa senyawa organologam ada yang tidak
berikatan lansung dengan atom karbon seperti pada kompleks phospine, logam hidrida,
organosilikon, organoboron dan lainnya. Terdapat banyak cara untuk membentuk
ikatan-ikatan logam antara karbon dengan logam transisi dan non-transisi.
Beberapa yang penting adalah sebagai berikut :
1.
Reaksi logam langsung
2.
Penggunaan zat pengalkilasi
3.
Interaksi hidrida logam atau nonlogam
dengan alkena atau alkuna
4.
Reaksi oksidasi-Adisi
5.
Reaksi Inseri
1.
Substitusi
Reaksi penggantian suatu gugus dengan gugus lain.
2.
Eliminasi
Reaksi penggantian ikatan, dari ikatan tunggal menjadi
rangkap.
3.
Oksidasi
4.
Adisi
Reaksi
adisi adalah reaksi pengubahan senyawa yang berikatan rangkap (tak jenuh)
menjadi senyawa yang berikatan tunggal (jenuh) dengan cara menambahkan atom
dari senyawa lain. Reaksi adisi hanya dapat terjadi pada senyawa yang memiliki
ikatan rangkap. Atau dengan kata lain reaksi adisi adalah reaksi
penambahan suatu atom atau gugus atom kedalam senyawa.
ALKILASI ENOLAT
Salah
satu reaksi yang paling penting dari enolat adalah alkilasi oleh adanya perlakuan dengan alkil halida. Reaksi ini
sangat berguna untuk tujuan sintesis karena memungkinkan pembentukan ikatan karbon-karbon baru,
yaitu menggabungkan dua senyawa yang lebih kecil menjadi molekul yang lebih besar. Alkilasi terjadi bila anion enolat yang
nukleofilik bereaksi dengan alkil halida yang elektrofilik dan memaksa keluar ‘leaving group’ melalui
mekanisme SN2. Reaksi dapat terjadi pada atom oksigen enolat
atau karbon alfa, tetapi secara normal terjadi pada atom karbon.
Sintesis
ester malonat merupakan salah satu reaksi alkilasi karbonil yang terkenal dan tertua dan merupakan metoda yang
bagus untuk membuat asam asetat yang tersubstitusi α dari alkil halida.
REAKSI MICHAEL
Adisi terhadap olefin aktif biasa dinyatakan sebagai reaksi
Michael. Olefin dapat diaktifkan
dengan cara berkonjugasi
dengan gugus karbonil,
karboalkoksi, nitro, dan nitril; dan komponen pembentuk
karbanion dapat merupakan senyawa bifungsi seperti
ester malonat, atau
senyawa monofungsi seperti
nitrometana. Sebagai contoh :
Adisi Michael dapat secara spotan mengikuti kondensasi
aldehida alifatik dengan ester malonat.
Hidrolisis dan dekarboksilasi produk ini akan menghasilkan
asam glutarat tersubstitusi. Adisi Michael ke keton ,-tak-jenuh dapat diikuti dengan
kondensasi Claisen intramolekul dalam molekulnya sendiri. Sebagai contoh,
dimedon(meton) dapat dibuat dengan rendamen di atas 80% dari mesitil oksida dan
ester malonat dalam adanya ion etoksida.
REAKSI KONDENSASI KARBONIL
Kondensasi
karbonil terjadi bila dua senyawa karbonil bersatu iucrkondensasi). Salah satu
reaksi yang sangat penting adalah reaksi aldol antara 4u aldehida. Misalnya, bila asetaldehida diberi perlakuan dengan basa, dua molekul
aldehida akan bereaksi sesamanya menghasilkan produk p-hidroksi aidefaida yang
dikenal dengan nama trivial sebagai aldol (aldehida + alkohol).
Reaksi
aldol merupakan kombinasi yang sederhana dari dari tahap adisi imkieofilik dan
tahap substitusi a. Ion enolat yang mula-mula terbentuk dari asnaldehida
berlaku sebagai nukleofil dan menyerang gugus karbonil dari molekul asetaldehida
yang lain.
Ion
hidroksi mengambil proton alfa yang bersifat asam dari satu molekul
asetaldehida, menghasilkan ion enolat.
Nukleofil
ion enolat menyerang gugus karbonil dari molekul asetalhida yang lain, menghasilkan
intermediet tetrahedral.
Intermediet
terprotonasi oleh solven air menghasilkan produk aldol yang netral dan
membebaskan ion hidroksida.
Reaksi lainnya :
SINTESIS
TAK SIMETRIS MELALUI ENOLAT
Mekanisme Enolat
Jika katalis yang digunakan merupakan basa yang moderat seperti ion hidroksida atau sebuah alkoksida,
reaksi aldol akan terjadi melalui serangan nukleofilik oleh enolat pada gugus
karbonil molekul lain yang terstabilisasi oleh resonansi. Produk reaksi ini
adalah garam alkoksida
dari produk aldol. Aldol itu sendiri akan terbentuk dan dapat mengalami
dehidrasi, menghasilkan senyawa karbonil takjenuh. Gambar di bawah ini
menunjukkan mekanisme sederhana untuk reaksi swakondensasi aldehida yang
dikatalisasikan oleh basa. Reaksi
Aldol Dengan Katalis Basa
(Diperlihatkan Menggunakan −OCH3 Sebagai Basa)
REAKSI
PEMBENTUKAN CINCIN
Tahap pertama, :
Pada tahap ini terjadi reaksi substitusi –OMe.
Tahap kedua, :
Pada tahap ini, CN direduksi oleh LAH menjadi NH2.
Tahap ketiga, : Pada tahap ini, gugus pelindung Bn
dihilangkan dengan menggunakan katalis Pd, karbon untuk menyerap air dan
methanol untuk mengasamkan.
Tahap keempat, : Pada tahap selanjutnya adalah dengan
mengoksidasi senyawa yang telah didapat dan menggunakan metanol sebagai
pelarut.
PERTANYAAN :
1. Pada
senyawa organologam memiliki reakrivitas yang
dipengaruhi oleh karakter ioniknya. Bagaimana
reaktivitas pada logam Na, K, Mg, Li, dan Pb ?
2. Mengapa pada gugus karbonil
yang terdapat ion etoksida dan reaksinya dengan
alkil halida dalam kondisi yang tidak efisien ?
dan bagaimana cara untuk menghindari masalah tersebut ?
terimakasih billqis,
BalasHapus1. Senyawa-senyawa natrium dan kalium sejauh ini adalah yang paling reaktif; keduanya secara spontan terbakar di udara terbuka, sedangkan senyawa organomagnesium juga bereaksi dengan oksigen tapi tidak terlalu keras. Senyawa-senyawa litium lebih reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa litium bereaksi dengan ion karboksilat sedangkan senyawa-senyawa magnesium tidak; senyawa-senyawa timbal kurang reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa timbal tidak bereaksi dengan keton.
2. karena ion etoksida adalah basa yang relatif lemah sehingga konsentrasi karbanion yang terbentuk hanya kecil dan kebanyakan etoksi yang tersisa akan mensubstitusi pada alkil halida. Salah satu cara untuk menghindari masalahnya tersebut adalah dengan menggunakan basa yang kuat agar konsentrasi karbanion yang dihasilkan menjadi lebih besar dan jika memungkinkan juga basa yang digunakan adalah basa terhalangi secara sterik dari reaksinya sebagai nukleofil. Ion t-butoksi adalah basa yang memenuhi kriteria tersebut dan telah sering digunakan, seperti dalam konversi sikloheksanon menjadi 2-metilsikloheksanon.
Menurut saya pertanyaan pertama :
BalasHapusSenyawa-senyawa natrium dan kalium sejauh ini adalah yang paling reaktif; keduanya secara spontan terbakar di udara terbuka, sedangkan senyawa organomagnesium juga bereaksi dengan oksigen tapi tidak terlalu keras. Senyawa-senyawa litium lebih reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa litium bereaksi dengan ion karboksilat sedangkan senyawa-senyawa magnesium tidak; senyawa-senyawa timbal kurang reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa timbal tidak bereaksi dengan keton.
2. Tidak efisien karena ion etoksida adalah basa yang relatif lemah sehingga konsentrasi karbanion yang terbentuk hanya kecil dan kebanyakan etoksi yang tersisa akan mensubstitusi pada alkil halida. Salah satu cara untuk menghindari masalahnya tersebut adalah dengan menggunakan basa yang kuat agar konsentrasi karbanion yang dihasilkan menjadi lebih besar dan jika memungkinkan juga basa yang digunakan adalah basa terhalangi secara sterik dari reaksinya sebagai nukleofil. Ion t-butoksi adalah basa yang memenuhi kriteria tersebut dan telah sering digunakan, seperti dalam konversi sikloheksanon menjadi 2-metilsikloheksanon.
BalasHapusterima kasih atas materinya, menurut saya ion etoksida kurang efisien karena ion etoksida adalah basa yang relatif lemah sehingga konsentrasi karbanion yang terbentuk hanya kecil dan kebanyakan etoksi yang tersisa akan mensubstitusi pada alkil halida. Salah satu cara untuk menghindari masalahnya tersebut adalah dengan menggunakan basa yang kuat agar konsentrasi karbanion yang dihasilkan menjadi lebih besar dan jika memungkinkan juga basa yang digunakan adalah basa terhalangi secara sterik dari reaksinya sebagai nukleofil. Ion t-butoksi adalah basa yang memenuhi kriteria tersebut dan telah sering digunakan, seperti dalam konversi sikloheksanon menjadi 2-metilsikloheksanon.
BalasHapussaya akan mencoba menjawab pertanyaan pertama, Senyawa-senyawa natrium dan kalium sejauh ini adalah yang paling reaktif; keduanya secara spontan terbakar di udara terbuka, sedangkan senyawa organomagnesium juga bereaksi dengan oksigen tapi tidak terlalu keras. Senyawa-senyawa litium lebih reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa litium bereaksi dengan ion karboksilat sedangkan senyawa-senyawa magnesium tidak; senyawa-senyawa timbal kurang reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa timbal tidak bereaksi dengan keton.
BalasHapusPertanyaan pertama Senyawa-senyawa natrium dan kalium sejauh ini adalah yang paling reaktif; keduanya secara spontan terbakar di udara terbuka, sedangkan senyawa organomagnesium juga bereaksi dengan oksigen tapi tidak terlalu keras. Senyawa-senyawa litium lebih reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa litium bereaksi dengan ion karboksilat sedangkan senyawa-senyawa magnesium tidak; senyawa-senyawa timbal kurang reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa timbal tidak bereaksi dengan keton.
BalasHapusterimakasih pemaprannya
BalasHapus1. Senyawa-senyawa natrium dan kalium sejauh ini adalah yang paling reaktif; keduanya secara spontan terbakar di udara terbuka, sedangkan senyawa organomagnesium juga bereaksi dengan oksigen tapi tidak terlalu keras. Senyawa-senyawa litium lebih reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa litium bereaksi dengan ion karboksilat sedangkan senyawa-senyawa magnesium tidak; senyawa-senyawa timbal kurang reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa timbal tidak bereaksi dengan keton.
1. Senyawa-senyawa natrium dan kalium sejauh ini adalah yang paling reaktif; keduanya secara spontan terbakar di udara terbuka, sedangkan senyawa organomagnesium juga bereaksi dengan oksigen tapi tidak terlalu keras. Senyawa-senyawa litium lebih reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa litium bereaksi dengan ion karboksilat sedangkan senyawa-senyawa magnesium tidak; senyawa-senyawa timbal kurang reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa timbal tidak bereaksi dengan keton.
BalasHapushai bilqis,menurut saya
BalasHapus1. Senyawa-senyawa natrium dan kalium sejauh ini adalah yang paling reaktif; keduanya secara spontan terbakar di udara terbuka, sedangkan senyawa organomagnesium juga bereaksi dengan oksigen tapi tidak terlalu keras. Senyawa-senyawa litium lebih reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa litium bereaksi dengan ion karboksilat sedangkan senyawa-senyawa magnesium tidak; senyawa-senyawa timbal kurang reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa timbal tidak bereaksi dengan keton.
2. Tidak efisien karena ion etoksida adalah basa yang relatif lemah sehingga konsentrasi karbanion yang terbentuk hanya kecil dan kebanyakan etoksi yang tersisa akan mensubstitusi pada alkil halida. Salah satu cara untuk menghindari masalahnya tersebut adalah dengan menggunakan basa yang kuat agar konsentrasi karbanion yang dihasilkan menjadi lebih besar dan jika memungkinkan juga basa yang digunakan adalah basa terhalangi secara sterik dari reaksinya sebagai nukleofil. Ion t-butoksi adalah basa yang memenuhi kriteria tersebut dan telah sering digunakan, seperti dalam konversi sikloheksanon menjadi 2-metilsikloheksanon.
Hai iqis , saya mau mencoba menjawab pertanyaan kedua menurut saya ion etoksida kurang efisien karena ion etoksida adalah basa yang relatif lemah sehingga konsentrasi karbanion yang terbentuk hanya kecil dan kebanyakan etoksi yang tersisa akan mensubstitusi pada alkil halida. Salah satu cara untuk menghindari masalahnya tersebut adalah dengan menggunakan basa yang kuat agar konsentrasi karbanion yang dihasilkan menjadi lebih besar dan jika memungkinkan juga basa yang digunakan adalah basa terhalangi secara sterik dari reaksinya sebagai nukleofil. Ion t-butoksi adalah basa yang memenuhi kriteria tersebut dan telah sering digunakan, seperti dalam konversi sikloheksanon menjadi 2-metilsikloheksanon.
BalasHapusterima kasih atas materinya
BalasHapussaya akan menjawab:
1. Senyawa-senyawa natrium dan kalium sejauh ini adalah yang paling reaktif; keduanya secara spontan terbakar di udara terbuka, sedangkan senyawa organomagnesium juga bereaksi dengan oksigen tapi tidak terlalu keras. Senyawa-senyawa litium lebih reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa litium bereaksi dengan ion karboksilat sedangkan senyawa-senyawa magnesium tidak; senyawa-senyawa timbal kurang reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa timbal tidak bereaksi dengan keton.
2. karena ion etoksida adalah basa yang relatif lemah sehingga konsentrasi karbanion yang terbentuk hanya kecil dan kebanyakan etoksi yang tersisa akan mensubstitusi pada alkil halida. Salah satu cara untuk menghindari masalahnya tersebut adalah dengan menggunakan basa yang kuat agar konsentrasi karbanion yang dihasilkan menjadi lebih besar dan jika memungkinkan juga basa yang digunakan adalah basa terhalangi secara sterik dari reaksinya sebagai nukleofil. Ion t-butoksi adalah basa yang memenuhi kriteria tersebut dan telah sering digunakan, seperti dalam konversi sikloheksanon menjadi 2-metilsikloheksanon.
Terimakasih atas materinya menurut saya
BalasHapus1. Senyawa-senyawa natrium dan kalium sejauh ini adalah yang paling reaktif; keduanya secara spontan terbakar di udara terbuka, sedangkan senyawa organomagnesium juga bereaksi dengan oksigen tapi tidak terlalu keras. Senyawa-senyawa litium lebih reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa litium bereaksi dengan ion karboksilat sedangkan senyawa-senyawa magnesium tidak; senyawa-senyawa timbal kurang reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa timbal tidak bereaksi dengan keton.
Terimakasih atas materinya menurut saya
BalasHapus1. Senyawa-senyawa natrium dan kalium sejauh ini adalah yang paling reaktif; keduanya secara spontan terbakar di udara terbuka, sedangkan senyawa organomagnesium juga bereaksi dengan oksigen tapi tidak terlalu keras. Senyawa-senyawa litium lebih reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa litium bereaksi dengan ion karboksilat sedangkan senyawa-senyawa magnesium tidak; senyawa-senyawa timbal kurang reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa timbal tidak bereaksi dengan keton.
Materi yang menarik Billqis
BalasHapus1. Senyawa-senyawa natrium dan kalium sejauh ini adalah yang paling reaktif; keduanya secara spontan terbakar di udara terbuka, sedangkan senyawa organomagnesium juga bereaksi dengan oksigen tapi tidak terlalu keras. Senyawa-senyawa litium lebih reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa litium bereaksi dengan ion karboksilat sedangkan senyawa-senyawa magnesium tidak; senyawa-senyawa timbal kurang reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa timbal tidak bereaksi dengan keton.
2. karena ion etoksida adalah basa yang relatif lemah sehingga konsentrasi karbanion yang terbentuk hanya kecil dan kebanyakan etoksi yang tersisa akan mensubstitusi pada alkil halida. Salah satu cara untuk menghindari masalahnya tersebut adalah dengan menggunakan basa yang kuat agar konsentrasi karbanion yang dihasilkan menjadi lebih besar dan jika memungkinkan juga basa yang digunakan adalah basa terhalangi secara sterik dari reaksinya sebagai nukleofil. Ion t-butoksi adalah basa yang memenuhi kriteria tersebut dan telah sering digunakan, seperti dalam konversi sikloheksanon menjadi 2-metilsikloheksanon.
terima kasih ikis atas materinya, menurut saya ion etoksida kurang efisien karena ion etoksida adalah basa yang relatif lemah sehingga konsentrasi karbanion yang terbentuk hanya kecil dan kebanyakan etoksi yang tersisa akan mensubstitusi pada alkil halida. Salah satu cara untuk menghindari masalahnya tersebut adalah dengan menggunakan basa yang kuat agar konsentrasi karbanion yang dihasilkan menjadi lebih besar dan jika memungkinkan juga basa yang digunakan adalah basa terhalangi secara sterik dari reaksinya sebagai nukleofil. Ion t-butoksi adalah basa yang memenuhi kriteria tersebut dan telah sering digunakan, seperti dalam konversi sikloheksanon menjadi 2-metilsikloheksanon.
BalasHapusHai Billqis
BalasHapussaya akan menjawab no. 1
Senyawa Na dan K merupakan logam paling reaktif; keduanya secara spontan terbakar di udara terbuka, sedangkan senyawa organomagnesium juga bereaksi dengan oksigen tapi tidak terlalu keras. Senyawa Li lebih reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium (Karena Li juga golongan IA), contoh senyawa-senyawa litium bereaksi dengan ion karboksilat sedangkan senyawa-senyawa magnesium tidak;
Senyawa Pb yang paling kurang reaktif.
Terimakasih materinya bilqis
BalasHapus1. Senyawa-senyawa natrium dan kalium sejauh ini adalah yang paling reaktif; keduanya secara spontan terbakar di udara terbuka, sedangkan senyawa organomagnesium juga bereaksi dengan oksigen tapi tidak terlalu keras. Senyawa-senyawa litium lebih reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa litium bereaksi dengan ion karboksilat sedangkan senyawa-senyawa magnesium tidak; senyawa-senyawa timbal kurang reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa timbal tidak bereaksi dengan keton.
terima kasih atas materinya
BalasHapussaya akan menjawab:
1. Senyawa-senyawa natrium dan kalium sejauh ini adalah yang paling reaktif; keduanya secara spontan terbakar di udara terbuka, sedangkan senyawa organomagnesium juga bereaksi dengan oksigen tapi tidak terlalu keras. Senyawa-senyawa litium lebih reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa litium bereaksi dengan ion karboksilat sedangkan senyawa-senyawa magnesium tidak; senyawa-senyawa timbal kurang reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa timbal tidak bereaksi dengan keton.
Menurut saya
BalasHapus1. Senyawa-senyawa natrium dan kalium sejauh ini adalah yang paling reaktif; keduanya secara spontan terbakar di udara terbuka, sedangkan senyawa organomagnesium juga bereaksi dengan oksigen tapi tidak terlalu keras. Senyawa-senyawa litium lebih reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa litium bereaksi dengan ion karboksilat sedangkan senyawa-senyawa magnesium tidak; senyawa-senyawa timbal kurang reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa timbal tidak bereaksi dengan keton.
2. karena ion etoksida adalah basa yang relatif lemah sehingga konsentrasi karbanion yang terbentuk hanya kecil dan kebanyakan etoksi yang tersisa akan mensubstitusi pada alkil halida. Salah satu cara untuk menghindari masalahnya tersebut adalah dengan menggunakan basa yang kuat agar konsentrasi karbanion yang dihasilkan menjadi lebih besar dan jika memungkinkan juga basa yang digunakan adalah basa terhalangi secara sterik dari reaksinya sebagai nukleofil. Ion t-butoksi adalah basa yang memenuhi kriteria tersebut dan telah sering digunakan, seperti dalam konversi sikloheksanon menjadi 2-metilsikloheksanon.
terimkasih materinyaa..
BalasHapus2. Tidak efisien karena ion etoksida adalah basa yang relatif lemah sehingga konsentrasi karbanion yang terbentuk hanya kecil dan kebanyakan etoksi yang tersisa akan mensubstitusi pada alkil halida. Salah satu cara untuk menghindari masalahnya tersebut adalah dengan menggunakan basa yang kuat agar konsentrasi karbanion yang dihasilkan menjadi lebih besar dan jika memungkinkan juga basa yang digunakan adalah basa terhalangi secara sterik dari reaksinya sebagai nukleofil. Ion t-butoksi adalah basa yang memenuhi kriteria tersebut dan telah sering digunakan, seperti dalam konversi sikloheksanon menjadi 2-metilsikloheksanon.
1. Senyawa-senyawa natrium dan kalium sejauh ini adalah yang paling reaktif; keduanya secara spontan terbakar di udara terbuka, sedangkan senyawa organomagnesium juga bereaksi dengan oksigen tapi tidak terlalu keras. Senyawa-senyawa litium lebih reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa litium bereaksi dengan ion karboksilat sedangkan senyawa-senyawa magnesium tidak; senyawa-senyawa timbal kurang reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa timbal tidak bereaksi dengan keton.
BalasHapus2. karena ion etoksida adalah basa yang relatif lemah sehingga konsentrasi karbanion yang terbentuk hanya kecil dan kebanyakan etoksi yang tersisa akan mensubstitusi pada alkil halida. Salah satu cara untuk menghindari masalahnya tersebut adalah dengan menggunakan basa yang kuat agar konsentrasi karbanion yang dihasilkan menjadi lebih besar dan jika memungkinkan juga basa yang digunakan adalah basa terhalangi secara sterik dari reaksinya sebagai nukleofil. Ion t-butoksi adalah basa yang memenuhi kriteria tersebut dan telah sering digunakan, seperti dalam konversi sikloheksanon menjadi 2-metilsikloheksanon.
imakasih billqis,
BalasHapus1. Senyawa-senyawa natrium dan kalium sejauh ini adalah yang paling reaktif; keduanya secara spontan terbakar di udara terbuka, sedangkan senyawa organomagnesium juga bereaksi dengan oksigen tapi tidak terlalu keras. Senyawa-senyawa litium lebih reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa litium bereaksi dengan ion karboksilat sedangkan senyawa-senyawa magnesium tidak; senyawa-senyawa timbal kurang reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa timbal tidak bereaksi dengan keton.
Terimakasuh billqis,
BalasHapusMenurut saya,
2. karena ion etoksida adalah basa yang relatif lemah sehingga konsentrasi karbanion yang terbentuk hanya kecil dan kebanyakan etoksi yang tersisa akan mensubstitusi pada alkil halida. Salah satu cara untuk menghindari masalahnya tersebut adalah dengan menggunakan basa yang kuat agar konsentrasi karbanion yang dihasilkan menjadi lebih besar dan jika memungkinkan juga basa yang digunakan adalah basa terhalangi secara sterik dari reaksinya sebagai nukleofil. Ion t-butoksi adalah basa yang memenuhi kriteria tersebut dan telah sering digunakan, seperti dalam konversi sikloheksanon menjadi 2-metilsikloheksanon
BalasHapus1. Senyawa-senyawa natrium dan kalium sejauh ini adalah yang paling reaktif; keduanya secara spontan terbakar di udara terbuka, sedangkan senyawa organomagnesium juga bereaksi dengan oksigen tapi tidak terlalu keras. Senyawa-senyawa litium lebih reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa litium bereaksi dengan ion karboksilat sedangkan senyawa-senyawa magnesium tidak; senyawa-senyawa timbal kurang reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa timbal tidak bereaksi dengan keton.
2. karena ion etoksida adalah basa yang relatif lemah sehingga konsentrasi karbanion yang terbentuk hanya kecil dan kebanyakan etoksi yang tersisa akan mensubstitusi pada alkil halida. Salah satu cara untuk menghindari masalahnya tersebut adalah dengan menggunakan basa yang kuat agar konsentrasi karbanion yang dihasilkan menjadi lebih besar dan jika memungkinkan juga basa yang digunakan adalah basa terhalangi secara sterik dari reaksinya sebagai nukleofil. Ion t-butoksi adalah basa yang memenuhi kriteria tersebut dan telah sering digunakan, seperti dalam konversi sikloheksanon menjadi 2-metilsikloheksanon.
Terimakasih bilqis,materinya lumyan membantu. Baiklah, saya akan mencoba menjawab pertanyaan saudara:
BalasHapus1.Senyawa-senyawa natrium dan kalium sejauh ini adalah yang paling reaktif; keduanya secara spontan terbakar di udara terbuka, sedangkan senyawa organomagnesium juga bereaksi dengan oksigen tapi tidak terlalu keras. Senyawa-senyawa litium lebih reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa litium bereaksi dengan ion karboksilat sedangkan senyawa-senyawa magnesium tidak; senyawa-senyawa timbal kurang reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa timbal tidak bereaksi dengan keton.
2.Karena ion etoksida adalah basa yang relatif lemah sehingga konsentrasi karbanion yang terbentuk hanya kecil dan kebanyakan etoksi yang tersisa akan mensubstitusi pada alkil halida. Salah satu cara untuk menghindari masalahnya tersebut adalah dengan menggunakan basa yang kuat agar konsentrasi karbanion yang dihasilkan menjadi lebih besar dan jika memungkinkan juga basa yang digunakan adalah basa terhalangi secara sterik dari reaksinya sebagai nukleofil. Ion t-butoksi adalah basa yang memenuhi kriteria tersebut dan telah sering digunakan, seperti dalam konversi sikloheksanon menjadi 2-metilsikloheksanon.
terimakasih billqis,
BalasHapus1. Senyawa-senyawa natrium dan kalium sejauh ini adalah yang paling reaktif; keduanya secara spontan terbakar di udara terbuka, sedangkan senyawa organomagnesium juga bereaksi dengan oksigen tapi tidak terlalu keras. Senyawa-senyawa litium lebih reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa litium bereaksi dengan ion karboksilat sedangkan senyawa-senyawa magnesium tidak; senyawa-senyawa timbal kurang reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa timbal tidak bereaksi dengan keton.
terimakasih untuk penjelasan materinya
BalasHapus1.Senyawa-senyawa natrium dan kalium sejauh ini adalah yang paling reaktif; keduanya secara spontan terbakar di udara terbuka, sedangkan senyawa organomagnesium juga bereaksi dengan oksigen tapi tidak terlalu keras. Senyawa-senyawa litium lebih reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa litium bereaksi dengan ion karboksilat sedangkan senyawa-senyawa magnesium tidak; senyawa-senyawa timbal kurang reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa timbal tidak bereaksi dengan keton.
2.Karena ion etoksida adalah basa yang relatif lemah sehingga konsentrasi karbanion yang terbentuk hanya kecil dan kebanyakan etoksi yang tersisa akan mensubstitusi pada alkil halida. Salah satu cara untuk menghindari masalahnya tersebut adalah dengan menggunakan basa yang kuat agar konsentrasi karbanion yang dihasilkan menjadi lebih besar dan jika memungkinkan juga basa yang digunakan adalah basa terhalangi secara sterik dari reaksinya sebagai nukleofil. Ion t-butoksi adalah basa yang memenuhi kriteria tersebut dan telah sering digunakan, seperti dalam konversi sikloheksanon menjadi 2-metilsikloheksanon.
Trimakasih Billqis, materi yang sangat membantu.
BalasHapusSaya mencoba mnjawab prtnyataannya.
1. Senyawa-senyawa natrium dan kalium sejauh ini adalah yang paling reaktif; keduanya secara spontan terbakar di udara terbuka, sedangkan senyawa organomagnesium juga bereaksi dengan oksigen tapi tidak terlalu keras. Senyawa-senyawa litium lebih reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa litium bereaksi dengan ion karboksilat sedangkan senyawa-senyawa magnesium tidak; senyawa-senyawa timbal kurang reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa timbal tidak bereaksi dengan keton.
2. karena ion etoksida adalah basa yang relatif lemah sehingga konsentrasi karbanion yang terbentuk hanya kecil dan kebanyakan etoksi yang tersisa akan mensubstitusi pada alkil halida. Salah satu cara untuk menghindari masalahnya tersebut adalah dengan menggunakan basa yang kuat agar konsentrasi karbanion yang dihasilkan menjadi lebih besar dan jika memungkinkan juga basa yang digunakan adalah basa terhalangi secara sterik dari reaksinya sebagai nukleofil. Ion t-butoksi adalah basa yang memenuhi kriteria tersebut dan telah sering digunakan, seperti dalam konversi sikloheksanon menjadi 2-metilsikloheksanon.
1. Senyawa-senyawa natrium dan kalium sejauh ini adalah yang paling reaktif; keduanya secara spontan terbakar di udara terbuka, sedangkan senyawa organomagnesium juga bereaksi dengan oksigen tapi tidak terlalu keras. Senyawa-senyawa litium lebih reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa litium bereaksi dengan ion karboksilat sedangkan senyawa-senyawa magnesium tidak; senyawa-senyawa timbal kurang reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa timbal tidak bereaksi dengan keton.
BalasHapus1. Senyawa-senyawa natrium dan kalium sejauh ini adalah yang paling reaktif; keduanya secara spontan terbakar di udara terbuka, sedangkan senyawa organomagnesium juga bereaksi dengan oksigen tapi tidak terlalu keras. Senyawa-senyawa litium lebih reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa litium bereaksi dengan ion karboksilat sedangkan senyawa-senyawa magnesium tidak; senyawa-senyawa timbal kurang reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa timbal tidak bereaksi dengan keton.
BalasHapus2. karena ion etoksida adalah basa yang relatif lemah sehingga konsentrasi karbanion yang terbentuk hanya kecil dan kebanyakan etoksi yang tersisa akan mensubstitusi pada alkil halida. Salah satu cara untuk menghindari masalahnya tersebut adalah dengan menggunakan basa yang kuat agar konsentrasi karbanion yang dihasilkan menjadi lebih besar dan jika memungkinkan juga basa yang digunakan adalah basa terhalangi secara sterik dari reaksinya sebagai nukleofil. Ion t-butoksi adalah basa yang memenuhi kriteria tersebut dan telah sering digunakan, seperti dalam konversi sikloheksanon menjadi 2-metilsikloheksanon.
Aslm Wr.Wb... iqis
BalasHapus1. Senyawa-senyawa natrium dan kalium sejauh ini adalah yang paling reaktif; keduanya secara spontan terbakar di udara terbuka, sedangkan senyawa organomagnesium juga bereaksi dengan oksigen tapi tidak terlalu keras. Senyawa-senyawa litium lebih reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa litium bereaksi dengan ion karboksilat sedangkan senyawa-senyawa magnesium tidak; senyawa-senyawa timbal kurang reaktif daripada senyawa-senyawa magnesium, sebagai contoh senyawa-senyawa timbal tidak bereaksi dengan keton.
2. Tidak efisien karena ion etoksida adalah basa yang relatif lemah sehingga konsentrasi karbanion yang terbentuk hanya kecil dan kebanyakan etoksi yang tersisa akan mensubstitusi pada alkil halida. Salah satu cara untuk menghindari masalahnya tersebut adalah dengan menggunakan basa yang kuat agar konsentrasi karbanion yang dihasilkan menjadi lebih besar dan jika memungkinkan juga basa yang digunakan adalah basa terhalangi secara sterik dari reaksinya sebagai nukleofil. Ion t-butoksi adalah basa yang memenuhi kriteria tersebut dan telah sering digunakan, seperti dalam konversi sikloheksanon menjadi 2-metilsikloheksanon.